Konsep dan
Prinsip Islam Itu “Up To Date”
oleh : risma yuliani
Nama buku : Di
Atas Sajadah Cinta (cetakan ke-17)
Pengarang : Habiburrahman
El Shirazy
Penerbit : Republika
, Pesantren Basmala Indonesia , MD Entertainment
Tahun terbit
: tahun 2007
Tebal : 20,5 cm x 13,5 cm atau 265 halaman
Harga : Rp 37.825,00
Habiburrahman El Shirazy
lahir di kota Semarang, pada tanggal 30 September 1976. Pria kelahiran Semarang
ini lebih dikenal dengan panggilan Kang Abik. Pekerjaan beliau adalah dai,
novelis, sekaligus penyair .
Kang Abik memulai
pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah I Mranggen sambil belajar kitab kuning
di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, di bawah asuhan KH. Abdul Bashir
Hamzah. Pada tahun 1992 beliau merantau
ke Kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK)
Surakarta, lalu lulus pada tahun 1995. Setelah tamat, beliau melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beliau memutuskan menuntut ilmu di
Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadis, Universitas Al-Azhar, Cairo. Beliau
menyelesaikan pendidikannya di Universitas Al-Azhar selama 4 tahun dan dinyatakan
lulus pada tahun 1999. Seperti tak kenal lelah menimba ilmu, beliau melanjutkan
pendidikan S2 di The Institute for
Islamic Studies in Cairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.
Dampak dari ketekunan Kang
Abik dalam menyelami pendidikan yaitu beliau telah banyak meraih prestasi-prestasi
yang patut diacungkan jempol. Adapun prestasi-prestasi yang telah diraih erat
oleh Kang Abik antara lain sebagai berikut :
- Pada
semasa di SLTA pernah menulis naskah teatrikal puisi berjudul “Dzikir
Dajjal” yang dipentaskan di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari, Surakarta
pada tahun 1994.
- Juara
I lomba menulis Artikel se-MAN I Surakarta pada tahun 1994.
- Juara
I lomba membaca puisi religius tingkat SLTA se-Jawa Tengah pada tahun
1994.
- Juara
I lomba pidato tingkat remaja se-eks Karesidenan Surakarta pada tahun
1994.
- Juara
I lomba pidato Bahasa Arab se-Jawa Tengah yang diadakan oleh UMS Surakarta
pada tahun 1994.
- Juara
I lomba membaca puisi Arab tingkat nasional yang diadakan oleh IMABA UGM
pada tahun 1994.
- Juara
5 dalam lomba KIR tingkat se-Jawa Tengah pada tahun 1995 dengan judul
tilisan “Analisis Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja”.
Keberadaan Kang Abik dalam
lingkungan sosial sangat diterima hangat . sebagai buktinya, saat di Cairo Kang
Abik pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Studi
Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) (pada tahun 1996-1997). Selain itu,
Kang Abik pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Assatidz Pesantren Virtual
Nadhatul Ulama yang berpusat di Cairo, dan masih banyak lainnya.
Adapun karya-karya sastra yang
telah dilahirkan oleh Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik diantaranya
sebagai berikut :
1.
novel
“Dalam Mihrab Cinta” pada tahu 2007 ;
2.
novel
“Ketika Cinta Bertasbih 2” pada tahun 2007 ;
3.
novel
“Ketika Cinta Bertasbih 1” pada tahun 2007
4.
novel
mini “Pudarnya Pesona Cleopatra” pada tahun 2005
5.
kumpulan
cerpen “Ketika Cinta Berbuah Surga” pada tahun 2005
6.
novel
“Ayat-ayat Cinta” (tahun 2004)
7.
kumpulan
cerpen “Di Atas Sajadah Cinta” pada tahun 2004, dan lain-lain.
Kang Abik juga telah
melahirkan beberapa karya terjemahan seperti berikut :
1.
novel
“Menyucikan Jiwa” pada tahun 2005 ;
2.
novel
“Rihlah Ilallah” pada tahun 2004 ;
3.
kumpulan
cerpen “Ketika Duka Tersenyum” pada tahun 2002
4.
biografi
Umar Bin Abdul Aziz pada tahun 2002
5.
novel
“Ketika Cinta Menemukanmu” pada tahun 2001 ;
6.
novel
“Ar-Rasul”, dan lain-lain.
“Di Atas Sajadah Cinta”
adalah sebuah kumpulan cerpen yang memuat 38 cerita teladan islami yang terinspirasi dari
kisah-kisah nyata pada masa kehidupan Rasulullah saw dan kisah nyata
sahabat-sahabat Habiburrahman El Shirazy sendiri.serta beberapa certia yang
terdapat didalam Ketika Cinta Berbuah
Surga, Ketika Derita Mengabadikan Cinta, dan Nyanyian cinta.
Dalam Kumpulan cerpen ini Kang
Abik menampilkan berbagai macam cerita-cerita teladan islami yang bernapaskan
Islam yang syarat dengan aqidah dan prinsip-prinsip dasar Islam. Ceritanya
penuh variasi dengan tetap menampilkan tema yang cenderung mengangkat
ruang-ruang cinta yang sangat halus dan indah, sesuai dengan konsep dan
prinsip-prinsip Islam. Keberagaman kisah juga membuktikan bahwa prinsip-prinsip
Islam selalu bersifat Up To Date dalam segala bentuk, variasi, dan waktu. Hal
ini dapat dilihat dari perwatakan tokoh dari setiap kisah yang menggambarkan
kecintaannya kepada Allah yang begitu besar, ketaqwaannya kepada Allah, serta
rasa pasrah dan syukurnya dalam menghadapi takdir yang dihiasi dengan ikhtiar, yang
semua itu selalu memberikan akhir yang baik dan bahagia bagi pribadi dan orang
lain.
Dalam masing-masing cerita
yang terdapat dalam buku ini dapat dilihat bahwa kesamaan masalah dari setiap
kisah yaitu cobaan atau halangan seorang umat Rasulullah dalam mempertahankan
prinsip-prinsip Islam dalam lingkungan hidupnya yang semakin modernisasi dan
menjauh dari ajaran agama. Sehingga disimpulkan konflik yang terjadi dalam
setiap cerita yaitu konflik batin dan konflik lahir.
Seperti kisah dalam cerpen
yang berjudul Di Atas Sajadah Cinta, yang diangkat sebagai judul buku ini.
Cerita ini mengisahkan tentang dua insan manusia yang saling mecintai karena
Allah .
Zahid adalah seorang pria
yang dalam hidupnya selalu berpegang erat kepada benteng Allah, dan selalu
menghiasi hidupnya dengan kalimat tasbih. Zahid tak kuasa menangkis pesona
seorang gadis jelita yang bernama Afirah .
Namun, jalan nasibnya tak
semulus yang dia pikirkan. Suatu hari, Zahid telah mantap memutuskan untuk
melamar bidadarinya itu . kedatangannya disambut dengan senyuman yang merekah
oleh keluarga gadis itu . selang waktu kemudian, Zahid pun langsung
menyampaikan tujuan kedatangannya, yaitu ingin mengkhitbah Afirah. Dengan
jantung yang berdetak begitu kencang, Zahid menunggu jawaban dari pihak Afirah.
Seperti menerima peluru yang mematikan, kata”terlambat” itu dilontarkan orang
tua Afirah kepada Zahid. Ternyata Afirah telah dikhitbah terlebih dahulu oleh
pemuda yang bernama Yasir.
Bak menerima badai yang
dahsyat, Zahid dan Afirah terduduk diam dan tak bergairah menerima hal ini.
Afirah pun menjadi salah langkah. Ia mengajak Zahid untuk memadu cinta
sembunyi-sembunyi. Dengan berlinangan air mata, Zahid menanggapi tawaran Afirah
yang gila itu. Zahid menolak tawaran Afirah. Dia mengatakan kepada afirah bahwa
wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki
yang tidak baik adalah untuk wanita yanng tidak baik pula, dan sebaliknya. Membaca balasan surat Zahid,
Afirah menagis tersedu-sedu. Ia telah menemukan hal yang lebih berharga yaitu
hidayah.
seiring waktu, berita
bahagia menghiasi hidup mereka berdua. Zahid menerima surat dari Afirah yang
berisikan bahwa ayahnya telah membatalkan pertunangannya dengan Yasir, dan
meminta Zahid segera mengkhitbahnya dan menikah dengannya. Setelah membaca
surat itu, Zahid segera sujud syukur dan tak henti mengucapkan hamdalah .
.
Lebih menarik lagi
sebagaimana cerpen yang berjudul “Andai Jakarta seperti Mata kakak”. Dalam
cerpen ini, Kang Abik menggambarkan bagian kecil dari kehidupan kers di Jakarta
dan kebijaksanaan dan kelembutan yang terpancar dari seorang muslimah.
Singkatnya, suatu hari yang dihiasi dengan terik matahari . di tengah jalan
seorang gadis berjilbab yang bermata teduh dikejutkan dengan suara teriakan minta tolong. Gadis itu
bernama Ulya. Sedetik kemudian Ulya tersadar. Ia melihat gadis kecil dikejar
oleh banyak orang.dengan teriakan “pencopet”. Ulya yang tampak mengerti dengan
apa yang terjadi, ia tak ragu menyelamatkan gadis kecil itu dan tak gentar
menanggapi tuduhan demi tuduhan yang dilontarkan oleh banyak orang terhadap
gadis kecil itu. Setelah melewati perdebatan yang dahsyat akhirnya Ulya
berhasil menyelamatkan gadis kecil itu yang akhirnya diketahuinya bernama Tata
dari amukan orang banyak. Tata merasa senang karena masih ada orang dalam
hidupnya menyayanginya dan mengerti dirinya. Pada akhir dialog keduanya, gadis
kecil itu mengatakan kepada gadis berjilbab itu “…. Mata kakak begitu bening,
teduh, indah dan nyaman. Ah, andai Jakarta seperti mata kakak. …”
Itulah dua cerita dari 38
cepen yang termuat dalam kumpulan cerpen ini. Cerita yang sangat menggugah
nurani siapa saja yang membacanya. Berbagai ragam kisah dan konflik yang
ditampilkan dalam judul lain lebih baik atau sama dengan dengan dengan kedua
cerita ini
Layaknya kita tahu, setiap
buku yang siap terbit atau yang telah terbit seharusnyalah memiliki kelebihan
dari berbagai segi atau pandangan agar
dapat dijadikan daya tarik atau daya jual di pasaran. Adapun kelebihan dari
kumpulan cerpen “Di Atas Sajadah Cinta” ini diantaranya sebagai berikut :
1.
Kang
Abik menggunaan bahasa yang relatif mudah dimengerti banyak kaum mukmin
2.
kang
Abik sering menampilkan dalil nagli dan dalil aqli di masing-masing cerita yang
dapat meyakinkan pembaca terhadap sumber pemikiran Kang Abik sebagai Penulis.
3.
Tulisan
Kang Abik sangat lembut dan indah yang sangat mencerminkan ke-Islaman yang
sesungguhnya.
4.
semua
cerita merupakan cerita nyata, sehingga pembaca dapat mencontoh tingkah laku
seorang tokoh cerita dengan penuh yakin karena Allah, dan lain-lain.
Tidak ada sesuatu hal pun
yang sempurna di dunia . Begitu juga dengan kumpulan cerpen ini. Kekurangannya
terletak pada penulisan dalil nagli yang tidak menggunakan tulisan arab .
seandainya tulisan Arab ditoreskan dalam setiap dalil nagli, pastilah lebih
memperindah tulisan dan membuat pembaca lebih menarik untuk membacanya.
dari sekilas uraian
mengenai kumpulan cerpen “Di Atas
Sajadah Cinta kita dapat melihat dan menimbang sendiri kelayakan buku ini untuk
dibaca dan diterapkan amanatnya dalam kehidupan sehari-sehari. Mudah-mudahan
kehadiran buku ini dapat mengukuhkan tali dakwah di antara kita. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar