welcome ...

Minggu, 20 Maret 2011

resensi Novel "Bekisar Merah"

Penderitaan Dibalik Kecantikan
oleh : risma yuliani

Judul Buku       : Bekisar Merah
Pengarang         : Ahmad Tohari
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit    : Januari 1993
Ukuran             : 11 x 18 cm
Tebal buku       : 312 halaman

Ahmad Tohari lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 1948. Ahmad Tohari lahir di lingkungan keluarga santri. Di desanya, Ahmad Tohari dikenal sebagai wartawan dan kyai.
Ahmad Tohari menamatkan SMA di Purwokerto. Namun demikian, beliau pernah mengenyam bangku kuliah yakni Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-2970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976). Proses kreatif Ahmad Tohari berlangsung sejak duduk di bangku SMA. Tahun 1970-an Ahmad Tohari mulai mempublikasikan tulisan-tulisannya.
Hingga sekarang, Ahmad Tohari telah menerbitkan banyak karya sastranya baik berupa Novel maupun Cerpen. Adapun karya-karya Ahmad Tohari sebagai berikut :
·         Novel “Kubah” (1980)
·         Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” (1982)
·         Novel “Lintang Kemukus Dini Hari” (1985)
·         Novel “Jantera Bianglala” (1986)
·         Kumpulan cerpen “ Senyum Karyamin” (1989)
·         Novel “Bekisar Merah” (1993)
·         Novel “Langkar Tanah Lingkar Air” (1995)
·         Kumpulan cerpen “ Nyanyian Malam” (2000)
·         Novel “Belantik” (2001)
·         Novel “Orang-orang Proyek” (2002)
·         Kumpulan cerpen “Rusmi Ingin Pulang” (2004)
·         Novel Bahasa Jawa “Ronggeng Dukuh Paruk Banyumas” (2006)
Karya-karya Ahmad Tohari telah diterbitkan dalam bahasa Jepang, Cina, Belanda, dan Jerman.
Daya kreatifitasnya telah menjadikan Ahmad Tohari memperoleh penghargaan di tingkat nasional dan internasional. Southeast Asian Writers Award diterimanya pada tahun 1995. Tahun 2975, cerpennya yang berjudul “Jasa-jasa Buat Sanwirya” menjadi salah satu pemenang dalam Sayembara Kincir Angin. Kemudian pada tahun 2007 menerima penghargaan Rancage Award.
Karya sastra Ahmad Tohari selalu mengisahkan kondisi sosial masyarakat desa yang terpinggir secara ekonomi maupun politik. Gagasan-gagasan yang tertuang di dalam karya-karya sastranya selalu berdimensi sosial. Misalnya :
Ronggeng Dukuh Paruk yang bercerita tentang latar sosial-politik di Indonesia. Novel Di Kaki Bukit Cibalak, Orang-orang Proyek, Bekisar Merah, dan Belantik berkisah tentang realitas sosial yang dibenturkan dengan perilaku korupsi. Nuansa spiritual juga tidak bisa lepas dari setiap karya yang lahir dari tangannya. Contohnya, Novel kubah yang menceritakan tentang kehidupan keagamaan.
Di jagad sastra Indonesia, nama Ahmad Tohari tak asing lagi. Ahmad Tohari selalu berkisah tentang kehidupan orang kecil. Ahmad Tohari tidak pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup kedesaannya, hampir dalam semua karyanya berwarna lapisan masyarakat bawah dengan latar alam. Beliau memiliki kesadaran dan wawasan alam yang begitu jelas terlihat dalam tulisannya. Deskripsinya tentang latar cerita sangat detail. Gaya bahasanya adalah sihir yang bisa menghipnotis pembaca. Ahmad Tohari adalah sosok pengarang yang senantiasa “hamil sastra”. Artinya, beliau mengalami kondisi batin yang memaksa harus menulis karya sastra agar tidak tersiksa jiwanya. Tidak hanya itu, dalam tulisan-tulisannya terlihat bahwa beliau sangat akrab dengan alam pedesaan, cengkeraman struktur politik Negara yang selalu tidak adil bagi rakyat kecil, dan kepekaannya dengan masyarakat miskin.
Keunikan dari novel Bekisar Merah ini dapat terlihat dari warna pesantren dan pandangan-pandangan keagamaan, terutama tradisi Islam Jawa yang kental dalam tradisi pesantran tradisional. Keyakinan yang dipenuhi oleh nilai-nilai sufisme dan kesalehan normatif.
Dalam novel terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama ini, Ahmad Tohari berhasil menggambarkan nilai-nilai spiritual dan sosial yang telah menurun drastis serta kesabaran dan keteguhan hati yang begitu kuat. Nah, setelah membaca Novel Bekisar Merah ini, apa kesan Anda terhadap buku ini? Menurut saya, novel ini dapat memberikan pelajaran kepada semua kalangan untuk selalu menjalani hidup menurut kaidah atau ajaran agama karena agamalah yang dapat membentengi hidup.
Berikut ini adalah synopsis dari novel Bekisar Merah ;

Karangsoga. Itulah nama kampung halaman Lasi, perempuan yang cantik, berparas ayu dan berwajah khas wanita Jepang. Desa yang diwarnai dengan kerja keras para penyadap aren, para tengkulak dan para istri yang mendampingi suami masing-masing.selain itu, penduduk karangsoga memiliki budaya yaitu “menggunjing orang”.
Meskipun Lasi memiliki paras yang cantik tak membuat Lasi terhindar dari gunjingan. Sejak kecil Lasi telah menjadi bahan gunjingan dengan topic utama “ Lasi anak hasil pemerkosaan”. Namun, Lasi tidak menghiraukan cemoohan itu karena ia tahu apa yang sebenarnya.
Sekarang Lasi telah tumbuh menjadi gadis jelita. Kehidupan rumah tangga Lasi dan Darsa, suaminya dihiasi dengan kebahagiaan dan kemesraan. Meskipun Darsa hanya sebagai penyadap aren, Lasi menerima Darsa apa adanya dan mencintai sumaminya. Namun, tak selamanya. Suatu masa, masalah besar membuat hubungan mereka menjadi hancur berantakan.
Darsa mengalami kecelakaan yang mengakibatkan alat vitalnya bermasalha. Penyembuhan ditangani oleh seorang dukun yang bernama Bunek. Pada suatu masa, Bunek membujuk Darsa untuk bersetubuh dengan Sipah, anaknya dengan alasan proses penyembuhan. Darsa bingung. Akhirnya ia menyetujuinya.
Tanggung jawab Darsa dituntut. Darsa harus menikahi Sipah karena Sipah itu hamil. Berita itu membuat Lasi menjadi kacau. Dalam kekacauan yang dirasakannya, Lasi menghilang dari Karangsoga.
Lasi pergi ke Jakarta dengan membawa segala beban dihatinya. Disana, Lasi tinggal dengan pemilik warung yang dipanggil Bu Koneng. Kebaikan yang Bu Koneng berikan kepada Lasi sungguh berlebihan. Suatu hari, Bu Koneng memperkenalkan Lasi dengan teman bisnisnya Bu Lanting dan Si Kacamata. Bu Lanting menginginkan Lasi untuk tinggal dengannya. Bu Koneng memberikan Lasi kepada Bu Lintang dengan imbalan yang menggiurkan. Semua itu dilakukan dengan cara yang tentunya tidak mencurigakan Lasi.
Sekian lama Lasi tinggal dengan Bu Lanting. Namun, hatinya tetap gelisah. Ternyata kegelisahan Lasi terjawab. Lasi dijodohkan Bu Lanting dengan seorang pengusaha kaya yang telah berumur yang bernama Handarbeni.
Dalam menjalani kehidupan rumah tangganya dengan Handarbeni secara umum Lasi merasa bahagia. Namun, ada satu hal yang sangat dikecewakannya dengan suaminya. Singkat cerita, Handarbeni menyarankan Lasi untuk bersetubuh dengan pria lain apabila merasa tidak puas dengan suaminya dengan syarat Lasi masih tetap menjadi istrinya. Lasi sangat kecewa mendengar hal itu.
Dalam keadaan sedih Lasi memutuskan untuk mengunjungi orang tuanya di Karangsoga untuk melupakan sedihnya itu. Di karangsoga Lasi bertemu dengan Kanjat. Kepada Kanjat, menceritakan semua kekecewaannya kepada suaminya. Mendengar berita itu, dihati Kanjat muncul sebuah harapan besar kepada Lasi. Namun, Kanjat juga tidak bisa berbuat banyak karena Lasi masih istri orang lain, serta masih sibuk dengan perjuangannya memperbaiki kehidupan para penyadap aren di Karangsoga.
Secara singkat, isi cerita novel Bekisar Merah dalam dirumuskan sebagai berikut :

Bagian I                       : Kehidupan rumah tangga lasi dan darsa diwarnai dengan kebahagian      dan cobaan. Darsa mengalami kecelakaan dan keluarganya mengalami hamabatan dalam biaya pengobatan.
Bagian II dan III         : Lasi kecewa dengan perlakuan Darsa kepadanya dan akhirnya ia memutuskan untuk menghilang dari Karangsoga.
Bagian IV                     : Kanjat menemui Lasi di Jakarta.
Bagian V                       : Lasi menerima lamaran Pak Handarbeni.
Bagian VI                     : kehidupan rumah tangga Lasi dan Handarbeni tidak sebahagia yang dia bayangkan dan dia tak yakin dapat mempertahankan kehidupan rumah tangganya.

Secara utuh novel Bekisar Merah ini merupakan alat komunikasi kepada kaum remaja untuk mewujudkan semua amanat-amanat yang terkandung didalamnya. Novel ini juga dapat dibaca oleh kalangan anak remaja maupun kalangan orang tua. Buktinya, hingga sekarang novel ini masih banyak peminatnya. Selain itu, Pengarang dalam menggambarkan latar juga sangat menyentuh hati pembaca. Namun,kiranya perlu sedikit tambahan seperti menampilkan gambar-gambar kejadian yang genting. Hal ini dapat memanbah semangat pembaca dalam membaca. Selain itu, bahasa yang digunakan pengarang sedikit rumit dimengerti oleh pemula.
Sebagai penutup, saya dapat menyimpulkan bahwa novel ini sangat baik dan bermanfaat untuk dibaca karena mengandung nilai moral yang dapat menjadi motivator dalam hidup kita agar kita menjadi lebih baik dari hari ini.

1 komentar: